Minggu, 09 April 2017

Psikologi Pendidikan : Perangkat untuk Mengajar Secara Efektif

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dalam kutipan di pembuka bab ini, Christa McAuliffe mengatakan bahwa ketika dia menyentuh masa depan, dia mengajar. Sebagai seorang guru, Anda akan menyentuh masa depan karena anak-anak adalah masa depan dalam masyarakal mana pun. Dalam bab ini, kita akan mengkaji apa itu bidang psikologi pendidikan dan bagaimana bidang ini bisa membantu Anda untuk memberi kontribusi yang baik bagi masa depan anak-anak.


SELAYANG PANDANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Dan Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan din pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Latar Belakang Historis
Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum awal abad ke-20. Ada tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan.


a.William James. 






Tak lama setelah meluncurkan buku ajar psikologinya yang per tama, Principles of Psychology (1890), William James (1842-1910) memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk «Talks to Teachers» (James, 1899/1993). Dalam
kuliah ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James mengatakan bahwa eksperimen psikologi di laboratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.


b.John Dewey. 



   Tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan adalah John Dewey (1859-1952). Dia menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di AS, di Universitas Chicago, pada tahun 1894. Kemudian, di Columbia University, dia melanjutkan karya inovatifnya tersebut. Kita banyak mendapat ide penting dan John Dewey (Glassman, 2001, 2002).Pertama, dan Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learner). Sebelum Dewey mengemukakan pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak-anak mestinya duduk diam di kursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan. Sebaliknya, Dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Kedua, dan Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pad anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak hanya mendapat pelajaran akademik saja, tetapijuga hams diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah. Dia secara khusus berpendapat
bahwa anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif. Ketiga, dan Dewey kita mendapat gagasan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya. Cita-cita demokratis ini pada masa pertengahan abad ke- 19 belum muncul, sebab saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian kecil anak, terutama anak keluarga kaya. Dewey adalah salah seorang psikolog yang sangat berpengaruh.—seorang pendidik yang mendukung pendidikan yang layak bagi semua anak, lelaki maupun perempuan, dan semua lapisan sosial-ekonomj dan etnis.


c.E. L. Thorndike.


 


Perintis ketiga adalah E. L. Thorndike (1874-1949), yang memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah (Beatty, 1998). Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran (O’Donnell & Levin,2001).
Diversitas dan Psikologi Pendidikan Awal.

 Tokoh paling menonjol dalam sejarah awal psikologi pendidikan kebanyakan adalah pria Kulit Putih, seperti James, Dewey, dan Thorndike. Sebelum adanya perubahan undang-undang dan kebijakan hak hak sipil pada l960-an, hanya ada segelintir tokob non-Kulit Putih yang berhasil mendapat gelar dan bisa menembus rintangan diskriminasi rasial untuk melakukan riset di bidang ini (Banks, 1998). Dua tokoh Amerika keturunan Afrika (Afrika-Amerika) yang menonjol di bidang psikologi adalah Mamie dan Kenneth Clark, yang melakukan riset tentang identitas dan konsep-diri anak-anak Afrika Amerika (Clark & Clark, 1939). Pada 1971, Kenneth Clark menjadi orang Afrika Amerika pertama yang menjadi presiden American Psychological Association. Pada 1932, seorang psikolog dan negara Latin, George Sanchez melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah dibiaskan dan merugikan anak-anak etnis minoritas. Seperti minoritas etnis lainnya, perempuan juga menghadapi rintangan untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi dan karenanya mereka lambat dalam mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka terhadap riset psikologis. Salah satu orang yang sering diabaikan dalam sejarah psikologi pendidikan adalah Leta Hollingworth. Dia adalah orang pertama yang menggunakan istilah gfted untuk mendeskripsikan anak-anak yang mendapat skor istimewa dalam tes kecerdasan
(Hollingworth, 1916).
Perkembangan Lebih Lanjut.

Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran
digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh pertama abad
ke-20. Dalam ilmu psikologi Amerika, pandangan B. F. Skinner (1938), yang
didasarkan pada ide-ide Thorndike, sangat memengaruhi psikologi pendidikan
pada pertengahan abad ke-20. Pendekatan perilaku ala Skinner, yang akan di
deskripsikan secara rinci pada Bab 7, menggunakan cara menentukan kondisi


Mengajar: Antara seni dan ilmu pengetahuan
 bidang psikologi pendidikan banyak mengambil sumber dari teori dan riset psikologi yang lebih luas. Misalnya, teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky tidak diciptakan dalam rangka ,meberi informasi bagi guru tentang cara mendidik anak. Psikologi pendidikan juga banyak memanfaatkan teori dan riset yang disusun dan dilakukan langsung oleh para ahli psikologi,dan dari pengalaman praktis para guru.

sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah memberi anda pengetahuan riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar. Tetapi, pengajaran anda tetap merupakan sebuah seni mengajar. Selain hal –hal yang bisa anda pelajari dari riset, anda juga akan terus menerus mebuat penilaian penting dikelas berdasarkan keahlian dan pengalaman pribadi anda, dan juga berdasarkan saran bijak dari guru guru lain yang berpengalaman.

CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
  karena mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid murid itu bervariasi maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz,1997).

 a. Pengetahuan dan keahlian profesional
 guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik dan juga memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka juga tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural.

     - penguasaan materi pelajaran
             guru juga harus menguasai materi pelajaran sehingga dapat emnjelaskan dengan baik ke murid sehingga murid dapat mengerti, namun guru juga harus membutuhkan pengetahuan dasar-dasar pengorganisasian materi, mengaitkan berbagai gagasan, dan cara berpikir dan berargumen.
     - strategi pengajaran
            prinsip konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan Wiliam James dan Jhon Dawey. Konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan agar individu secara aktif membangun pemahaman dan pengetahuan.
     - Penetapan Tujuan dan Keahlian perencanaan instruksional.
          guru yang efektif tidak sekedar mengajar dikelas, entah itu dia menggunakan persepektif tradisional atau konstruktivis. Mereka juga harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu ( Pintrich & Schunk, 2002). Mereka juga harus menyusun kriteria tertentu agar sukses.
    - Keahlian Manajemen kelas
          guru harus pintar untuk mengkondisikan kelas saat keadaan tertentu, agar proses belajar mengajar terjalin dengan efektif dan saling nyaman satu sama lain
    - Keahlian motivasional
         guru harus pintar dalam memotivasi muridnya apalagi dirinya, agar murid dapat terbangkit dari kegagalan sehingga terciptanya motivasi dalam membangun pemahaman dan pengetahauan
    - Kehlian komunikasi
        guru harus ahli dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan Komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid, dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif.

b. Komitmen dan Motivasi
  menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi, aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Guru harus memiliki komitmen dalam berkerja agar tidak malas malasan mengajar, sehingga m=dibarengin dengan motivasi untuk mebuat murid menjadi pintar atau bertambah wawasan pengetahuannya

0 komentar:

Posting Komentar